Briket batubara

Briket batubara

 
        Teknologi pembuatan briket batubara dari batubara bubuk yang dapat menimbulkan kesulitan pada waktu pengangkutan ternyata sudah banyak dilakukan dibeberapa negara. Hal yang mendorong pemanfaatan briket untuk masyarakat dan industry kecil Indonesia antara lain :

1. Potensi batubara Indonesia yang sangat besar

2. Penduduk Indonesia sebagian besar tinggal di pedesaan
3. Dapat dilaksanakan dengan teknologi sederhana, dengan investasi yang rendah
4. Batubara Indonesia mudah pecah dan bernilai kalori tinggi
5. Memanfaatkan batubara bubuk yang tidak dipakai sukar ditransport, menjadi lebih bermanfaat
6. Adanya endapan batubara dengan cadangan terbatas (10 juta ton) yang dapat dimanfaatkan secara skala kecil untuk daerah sekitarnya
7. Kebijaksanaan pemerintah untuk mengurangi pemakaian minyak dan kayu bakar

A. Teknik Pembriketan Batubara

a. Sifat briket yang baik
1. Tidak berasap dan tidak berbau pada saat pembakaran
2. Mempunyai kekuatan tertentu sehingga tidak mudah pecah waktu diangkat dan dipindah-pindah
3. Mempunyai suhu pembakaran yang tetap (± 3500C) dalam jangka waktu yang cukup panjang (8-10 jam)
4. Setelah pembakaran masih mempunyai kekuatan tertentu sehingga mudah untuk dikeluarkan dari dalam tungku masak
5. Gas hasil pembakaran tidak mengandung gas karbon monoksida yang tinggi

b. Jenis briket
Dikenal 2 jenis briket yaitu :

1. Type yontan (silinder) untuk keperluan rumah tangga
Type ini lebih dikenal dan popular, disebut dengan yontan, suatu nama local berbentuk silinder dengan garis tengah 150 mm, tinggi 142 mm, berat 3,5 kg dan mempunyai lubang-lubang sebanyak 22 lubang

2. Type egg (telor) untuk keperluan industry dan rumah tangga

Type ini juga dipergunakan untuk bahan bakar industry kecil seperti untuk pembakaran kapur, bata, genteng, gerabah, pandai besi dan sebagainya, tetapi juga untuk keperluan rumah tangga. Jenis ini mempunyai lebar 32-39 mm panjang 46-58 mm dan tebal 20-24 mm

c. Teknis pembuatan
Proses pembuatan briket yontan cukup sederhana. Batubara bubuk ( 5 mm) diberi air (10%) ditekan dengan mesin tekan pembriketan pada tekanan 120 kg/cm2 sehingga diperoleh briket. Untuk type telor perlu ditambah molasses (7%) dan diroll pada mesin briket type roll

d. Parameter dalam pembuatan briket
Beberapa parameter dalam pembuatan briket antara lain sebagai berikut :

1. Ukuran butir batubara
2. Tekanan mesin pada waktu pembriketan
3. Kadar air yang terkandung dalam batubara

Beberapa pengalaman, briket dengan kuat tekan > 6 kg/cm2 cukup kuat dan tidak mudah pecah pada saat dibawa, diangkut dan diangkat.

e. Karakteristik pembakaran
Sifat pembakaran adalah sangat penting disamping tergantung dari sifat batubaranya. Karakteristik pembakaran briket ini (lama dan suhu pembakaran) tergantung pula dari besarnya udara yang terbakar (air supply) dan nilai kalori batubaranya. Makin besar udara yang ikut terbakar makin pendek lama pembakaran briket dan makin tinggi nilai kalori batubara yang dibuat briket makin lama waktu pembakaran. Makin besar udara yang diberikan (dengan membuka udara kompor masak) makin pendek waktu pembakaran briket walaupun diperoleh suhu maksimum yang lebih tinggi.

B. Pembuatan Briket Dari Batubara

Contoh batubara digerus sampai ukuran 5 mm, selanjutnya ditambah lempung (20%) sebagai bahan pengikat dan air 10%. Analisa batubara contoh sebagai berikut :
Table analisa kimia batubara contoh korea

Sifat

Contoh

Korea

atom

8,19

39,5

fixed carbon

50,24

53,70

nilai kalor

7160

4570

S (belerang)

0,47

0,29

moisture

1,91

3,70

volatile matter

39,66

3,20

kelas

subbitumine

antrasit

Penambahan lempung dimaksudkan untuk memperoleh kekuatan dan besarnya relative didekatkan dengan kadar ash dan briket yontan korea.

a. Kuat tekan
Dari hasil penekanan dengan mesin pembriketan yang sama diperoleh data sebagai berikut :

 

Bahan Pengikat Lempung

Kuat Tekan (kg/cm2

20%

7,5

30%

10,2

Hasil yang diperoleh memberikan data bahwa kuat tekan berikut adalah cukup baik (> 6 kg/cm2)

b. Karakteristik pembakaran
Dari hasil pembakaran diperoleh data sebagai berikut :
1. Berasap cukup banyak dan berbau tajam
2. Suhu pembakaran tertinggi sedikit lebih tinggi daripada briket korea yaitu 6500C – 7000C (briket korea 6000C
3. Lama waktu pembakaran pada suhu 3500C ternyata jauh lebih pendek ± 2,5 jam, sedang briket korea 8 jam

Dengan mengatur pipa bukaan udara lebih kecil diharapkan waktu pembakaran lebih panjang.
Catatan : penambahan lempung dapat menyerap bau tar dan mempertinggi kualitas briket walaupun dapat mengurangi nilai kalornya.
Sebaiknya dipergunakan batubara dengan ash tinggi

c. Meniadakan asap dan bau
Percobaan untuk mengurangi/meniadakan asap dan bau dari briket batubara telah dilakukan dengan mengurangi volatile matter. Hal ini dapat ditempuh dengan melakukan karbonisasi terhadap batubara pada suhu rendah dan ternyata berhasil baik. Hanya masalah lama waktu pembakaran dari briket batubara ini masih relative lebih pendek yaitu sekitar ± 4 jam.

(Sumber : Batubara & Gambut, Ir. Sukandarrumidi, MSc. Phd)

 

 

 

BRIKET BATUBARA SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI MINYAK TANAH

Akhir-akhir ini harga bahan bakar minyak dunia meningkat pesat yang berdampak pada meningkatnya harga jual bahan bakar minyak termasuk minyak tanah. Minyak tanah di Indonesia yang selama ini di subsidi menjadi beban yang sangat berat bagi pemerintah Indonesia karena nilai subsidinya meningkat pesat menjadi lebih dari 49 trilun rupiah per tahun dengan penggunaan lebih kurang 10 juta kilo liter per tahun. Untuk mengurangi beban subsidi tersebut maka pemerintah berusaha mengurangi subsidi yang ada dialihkan menjadi subsidi langsung kepada masyarakat miskin. Namun untuk mengantisipasi kenaikan harga BBM dalam hal ini Minyak Tanah diperlukan bahan bakar alternatif yang murah dan mudah didapat.

Briket batubara merupakan bahan bakar padat yang terbuat dari batubara, bahan bakar padat ini murupakan bahan bakar alternatif atau merupakan pengganti Minyak tanah yang paling murah dan dimungkinkan untuk dikembangkan secara masal dalam waktu yang relatif singkat mengingat teknologi dan peralatan yang digunakan relatif sederhana.

Briket Batubara

Briket batubara adalah bahan bakar padat yang terbuat dari batubara dengan sedikit campuran seperti tanah liat dan tapioka. Briket batubara mampu menggantikan sebagian dari kegunaan Minyak tanah sepeti untuk : Pengolahan makanan, pengeringan, pembakaran, dan pemanasan. Bahan baku utama Briket batubara adalah batubara yang sumbernya berlimpah di Indonesia dan mempunyai cadangan untuk selama lebih kurang 150 tahun.

Teknologi pembuatan briket tidaklah terlalu rumit dan dapat dikembangkan oleh masyarakat maupun pihak swasta dalam waktu singkat. Sebetulnya di Indonesia telah mengembangkan briket batubara sejak tahun 1994 namun tidak dapat berkembang dengan baik mengingat Minyak tanah masih disubsidi sehingga harganya masih sangat murah, sehingga masyarakat lebih memilih Minyak tanah untuk bahan bakar sehari-hari. Namun dengan kenaikan harga BBM per 1 Oktober 2005, mau tidak mau masyasrakat harus berpaling pada bahan bakar alternatif yang lebih murah seperti Briket Batubara.

Jenis Briket batubara

1. Jenis Berkarbonisasi (super), jenis ini mengalami terlebih dahulu proses dikarbonisasi sebelum menjadi Briket. Dengan proses karbonisasi zat-zat terbang yang terkandung dalam Briket Batubara tersebut diturunkan serendah mungkin sehingga produk akhirnya tidak berbau an berasap, namun biaya produksi menjadi meningkat karena pada Batubara tersebut terjadi rendemen sebesar 50%. Briket ini cocok untuk digunakan untuk keperluan rumah tangga serta lebih aman dalam penggunaannya.

2. Jenis Non Karbonisasi (biasa), jenis yang ini tidak mengalamai dikarbonisasi sebelum diproses menjadi Briket dan harganyapun lebih murah. Karena zat terbangnya masih terkandung dalam Briket Batubara maka pada penggunaannya lebih baik menggunakan tungku (bukan kompor) sehingga akan menghasilkan pembakaran yang sempurna dimana seluruh zat terbang yang muncul dari Briket akan habis terbakar oleh lidah api dipermukaan tungku. Briket ini umumnya digunakan untuk industri kecil.

Produsen terbesar Briket Batubara di Indonesia saat ini adalah PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero), atau PT. BA yang mempunyai 3 pabrik yaitu di Tanjung Enim Sumatera Selatan, Bandar Lampung dan Gresik Jawa Timur dengan kapasitas terpasang 115.000 ton pertahun. Disamping PT. BA terdapat beberpa perusahaan swasta lain yang meproduksi Briket Batubara namun jumlahnya jauh lebih kecil dibanding PT. BA dan belum berproduksi secara kontinyu.

Dengan adanya kenaikan BBM khususnya Minyak Tanah dan Solar, tentunya penggunaan Briket Batubara oleh kalangan rumah tangga maupun industri kecil/menengah akan lebih ekonomis dan menguntungkan, namun demikian kemampuan produksi dari PT. BA. masih sangat kecil, untuk mengatasi kekurangan tersebut diharapkan partisipasi serta keikutsertaan pihak swasta untuk memproduksi dan mensosialisasikan penggunaan Briket Batubara disetiap daerah.

Keunggulan Briket Batubara

1. Lebih murah
2. Panas yang tinggi dan kontinyu sehingga sangat baik untk pembakaran yang lama
3. Tidak beresiko meledak/terbakar
4. Tidak mengeluarkan sauara bising serta tidak berjelaga
5. Sumber Batubara berlimpah

Perbandingan Pemakaian Minyak Tanah dengan Briket

Rumah tangga untuk 3 ltr/hari Minyak tanah Rp. 9000/hari; Briket Rp. 5400/hari; Penghematan Rp. 3600/hari. Warung makan untuk 10 ltr/hari Minyak Tanah Rp. 30.000/hari; Briket Rp. 18.000/hari; Penghematan Rp. 12.000/hari. Industri kecil untuk 25 ltr/hari Minyak Tanah Rp. 75.000/hari; Briket 45.000/hari; Penghematan Rp. 30.000/hari
Industri kecil untuk 100 ltr/hari Minyak Tanah Rp. 2.000.000/hari; Briket Rp. 1.502.450/hari; Penghematan Rp. 497.550/hari.

Parameter Antara Minyak Tanah dan Briket

Nilai kalori : Minyak Tanah 9.000 kkal/ltr; Briket : 5.400 kkal/kg
Ekivalen : Minyak Tanah 1 ltr; Briket 1.50 kg
Biaya : Minyak Tanah Rp. 2800,- Briket : Rp. 1.300

Jenis dan Ukuran Briket batubara

1. Bentuk telur : sebesar telu ayam
2. Bentuk kubus : 12,5 x 12,5 x 5 cm
3. Bentuk selinder : 7 cm (tinggi) x 12 cm garis tengah

Briket bentuk telur cocok untuk keperluan rumah tangga atau rumah makan, sedangkan bentuk kubus dan selinder digunakan untuk kalangan industri kecil/menengah.

Kompor/Tungku Briket Batubara

Penggunaan Briket Batubara harus dibarengi serta disiapkan Kompor atau Tungku, jenis dan ukuran Kompor harus disesuaikan dengan kebutuhan. Pada prinsipnya Kompor/Tungku terdidri atas 2 jenis :

1. Tungku/Kompor portabel, jenis ini pada umumnya memuat briket antara 1 s/d 8 kg serta dapat dipindah-pindahkan. Jenis ini digunakan untuk keperluan rumah tangga atau rumah makan.
2. Tungku/Kompor Permanen, biasanya memuat lebih dari 8 kg briket dibuat secara permanen. Jenis ini dipergunakan untuk industri kecil/menengah.

Persyaratan Kompor/tungku harus memiliki :
1. Ada ruang bakar untuk briket
2. Adanya aliran udara (oksigen) dari lubang bawah menuju lubang atas dengan melewati raung bakar briket yang terdiri dari aliran udara primer dan sekunder
3. Ada rung untuk menampung abu briket yang terleak di bawah ruang bakar briket

Pengembangan produksi Briket batubara dan kompor/tungku sampai saat ini pihak BPP Teknologi melalui Balai Besar Teknologi Energi (B2TE) telah lama mengembangkan dan men-disain mesin untuk memproduksi Briket Batubara skala kecil/menengah dengan kapsitas produksi sebesar 2 s/d 8 ton/hari. Dengan demikian industri briket sakala kecil/menengah ini diharapkan bisa tersebar di sentra-sentra pengguna Briket Batubara sehingga mudah dalam penyediaan briket secara kontinyu. Disamping itu pula BPP Teknologi telah mengembangkan jenis-jenis Kompor/Tungku Briket untuk keperluan rumah tangga, rumah makan serta industri kecil/menengah. Penjelasan lengkap silahkan akses http://www.ristek.go.id (sumber : PT. BA, BPPT)

 

Tinggalkan komentar